nusakini.com--Devo Khaddafi, Ketua Pengprov PBSI Sulsel mengungkapkan pengiriman atlet bulutangkis binaannya mengacu pada daftar ranking yang disusun berdasarkan jumlah poin yang diraih. 

Menurut Devo, selama ini pihaknya mengacu pada hasil kejuaraan provinsi dalam menentukan atlet yang berangkat mewakili Sulsel. "Sistem ranking kami nilai lebih fair. Karena sang atlet dipastikan memiliki prestasi dan jam terbang lebih banyak," ujar Devo pada jumpa media di Makassar, Rabu (14/12) siang.

Devo pun berharap pengurus kabupaten/kota lebih giat lagi mengirim atletnya mengikuti berbagai kejuaraan yang diselengarakan pengprov. "Sistem ranking ini mengacu pada program pusat. Meski cara penghitungannya agak beda, spriritnya tetap sama. Yakni menciptakan kompetisi atau persaingan sehat antar atlet," katanya.

Dilain pihak, Devo memberi apresiasi pada atlet bulukutangkis Sulsel yang mencetak prestasi pada dua ajang yang bersamaan bulan ini yakni Kejurnas bulutangkis di Solo dan BIMP-EAGA di Samarinda. Di Solo, Sulsel yang diwakili klub ICLI Gowa lolos ke final beregu Divisi Dua. "Salahh satu pemain ICLI, Randi Prakasa juga terpilih sebagai pemain terbaik oleh panpel dan pengurus pusat," papar Devo.

Selain Randi, Sulsel juga mendapatkan dua perunggu yang masing-masing disabet Dwi Zulfadli (tunggal taruna putera) dan Dwi Zulfadli/Desy Anggraeni (Ganda Campuran Taruna). "Hasil ini jauh lebih dibandingkan dua tahun lalu. Dimana semua wakil Sulsel sudah tergusur di babak penyisihan," tutur Devo.

Hasil lebih menggembirakan diraih di BIMP-EAGA dimana Sulsel menjadi juara umum dengan perolehan dua emas, satu perak dan satu perunggu. Emas diraih Liska Ayu (tunggal putri) dan Liska/Arimbi (ganda putri). Sedang Khusnul Karim/Alfin Muzaddik (ganda putera) dan Claudio Reza (tunggal putera) masing-masing meraih perak dan perunggu. "Kami berharap pada BIMP-EAGA 2018 di Darwin, prestasi atlet bulutangkis kita lebih baik," tutup Atman Amir, manejer tim bulutangkis pada ajang tersebut. (ab)